13 April 2012

Uji Validitas Instrumen














Perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen penelitian yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila, terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Kalau dalam obyek berwarna merah, sedangkan data yang terkumpul memberikan data putih maka hasil penelitian tidak valid. Selanjutnya hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Kalau obyek kemarin berwarna merah, maka sekarang dan besok tetap berwarna merah.

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang ingin diukur. Meteran yang valid dapat digunakan untuk mengukur panjang dengan teliti, karena meteran memang alat mengukur panjang. Meteran tersebut menjadi tidak valid jika digunakan untuk mengukur berat. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Alat ukur panjang dari karet adalah contoh instrumen yang tidak reliabel.

Dengan menggunakan instrumen yang valid akan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat utama untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini tidak berarti bahwa dengan menggunakan instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel. Hal ini masih akan dipengaruhi oleh kondisi obyek yang diteliti, dan kemampuan orang yang menggunakan instrumen. Oleh karena itu peneliti harus mampu mengendalikan obyek yang diteliti dan meningkatkan kemampuan dalam menggunakan instrumen untuk mengukur variabel yang diteliti.

Instrumen-instrumen dalam ilmu alam, misalnya meteran, termometer, timbangan, biasanya telah diakui validitas dan reliabilitasnya (kecuali instrumen yang sudah rusak dan palsu). Instrumen-instrumen itu dapat dipercaya validitas dan reliabilitasnya sebelum instrumen itu digunakan/dikeluarkan dari pabrik telah diuji validitas dan reliabilitasnya.

Instrumen-instrumen dalam ilmu sosial sudah ada yang baku (standard), karena telah diuji validitas dan reliabilitasnya, tetapi banyak juga yang belum baku bahkan belum ada. Untuk itu maka peneliti harus mampu menyusun sendiri instrumen pada setiap penelitian dan menguji validitas dan reliabilitasnya. Instrumen yang tidak diuji validitas dan reliabilitasnya bila digunakan untuk penelitian akan menghasilkan data yang sulit dipercaya kebenarannya.

Instrumen yang reliabel belum tentu valid. Meteran yang putus di bagian ujungnya, bila digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama (reliabel) tetapi selalu tidak valid. Hal ini disebabkan karena instrumen (meteran) tersebut sudah rusak. Penjual jamu, berbicara di mana-mana kalau obatnya manjur (reliabel) tetapi selalu tidak valid, karena kenyataannya jamunya tidak manjur. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu walaupun instrumen yang valid umumnya pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instrumen perlu dilakukan.

Pada dasarnya terdapat dua macam instrumen, yaitu instrumen yang berbentuk test untuk mengukur prestasi belajar dan instrumen yang nontest untuk mengukur sikap. Instrumen yang berupa test jawabannya adalah "salah atau benar", sedangkan instrumen sikap jawabannya tidak ada yang "salah atau benar" tetapi bersifat "positif atau negatif". Skema tentang instrumen yang baik dan cara mengujinya akan dibahas pada postingan berikutnya.

Berikut ini adalah tabel r product moment yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu uji validitas itu valid atau tidak valid. Cara penggunaannya adalah, tentukan besarnya taraf signifikan biasanya 5% atau 1%, selanjutnya tentukan besarnya jumlah sampel (N). Pada tabel di bawah, di mana terdapat kolom N yang menunjukkan besarnya sampel yang digunakan dan pada kolom Taraf Signif menunjukkan besarnya tingkat signifikansi.

Misalnya, suatu pengujian menggunakan data sampel sebesar 30 sampel dan menggunakan taraf signifikansi sebesar 5%. Sementara dari hasil perhitungan uji validitas menunjukkan hasil untuk setiap butir instrumen sebesar rata-rata di atas 0,50. Selanjutnya pada tabel r product moment di bawah ini, cari nilai validitas dengan ketentuan besarnya sampel (N) 30 dan taraf signif sebesar 5%.

rumus yang digunakan untuk menghitung nilai validitas adalah :



Langkah pertama, tuju kolom N dan cari nilai N sebesar 30, kemudian besarnya taraf signifikansi 5% maka didapat nilai uji validitas sebesar 0,361.

Pengambilan keputusan, jika nilai perhitungan uji validitas lebih besar dari pada nilai validitas tabel r product moment maka dikatakan bahwa data yang diuji tersebut adalah valid, dan sebaliknya jika nilai perhitungan uji validitas lebih kecil dari pada nilai validitas tabel r product moment maka dikatakan bahwa data yang diuji tersebut adalah tidak valid.



sumber: Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta: Bandung. 2002.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar