02 Juli 2016

Full Model Structural

Pada kesempatan ini akan dijelaskan contoh menjalankan full model structural. Untuk menjelaskan hal ini akan digunakan studi yang dilakukan oleh Ishak Soebekti (2002). Ishak mencoba untuk meneliti hubungan antar konstruk Komitmen Organisasi, Komitmen Professional dan Kepuasan Kerja pada para Auditor yang bekerja di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Berdasarkan pada kajian teori yang ada dan hasil-hasil sebelumnya diajukan model hubungan antar konstruk seperti di bawah ini :


Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis ini diajukan hipotesis sebagai berikut :

  1. H1 : Semakin tinggi tingkat Komitmen Professional auditor BPKP akan meningkatkan Komitmen Organisasi mereka terhadap institusinya.
  2. H2 : Semakin tinggi tingkat Komitmen Organisasi auditor BPKP, semakin tinggi tingkat Kinerja Kerja mereka.
  3. H3 : Semakin tinggi tingkat Kepuasan Kerja auditor BPKP, semakin tinggi tingkat Kinerja Kerja mereka.
  4. H4 : Semakin tinggi tingkat Komitmen Professional auditor BPKP, semakin tinggi tingkat Kepuasan Kerja mereka.
  5. H5 : Semakin tinggi tingkat Komitmen Organisasi auditor BPKP, semakin tinggi tingkat Kepuasan Kerja mereka.

Definisi Operasional Variabel

  1. Komitmen Organisasi

    Konstruk Komitmen Organisasi mengacu pada komitmen individual pada organisasi. Komitmen Organisasi didefinisikan sebagai :(1) suatu kepercayaan dan penerimaan pada tujuan dan nilai organisasi, (2) suatu keinginan menggunakan usaha yang sungguh-sungguh untuk kemajuan organisasi, dan (3) suatu dorongan untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi (Aranya, et al, 1981 dan Ferris, 1984).

    Komitmen Organisasi diukur dengan menggunakan kuesioner Komitmen Organisasi atau Organizational Commitment Questionaire (OCQ) yang dikembangkan oleh Porter et al (1974). Instrument ini terdiri dari 10 item pertanyaan dengan skala likert 1-5.

  2. Komitmen Profesional

    Komitmen ini mengacu pada komitmen individual pada profesinya. Komitmen Profesional didefinisikan sebagai : (1) suatu kepercayaan dan penerimaan pada tujuan dan nilai profesi, (2) suatu keinginan menggunakan usaha yang sungguh-sungguh untuk kemajuan profesi, dan (3) suatu dorongan untuk mempertahankan keanggotaan dalam profesi (Aranya et al, 1981 dan Ferris, 1984). Komitmen Profesional diukur dengan menggunakan The Profesional Commitment Scale yang dikembangkan oleh Aranya et al (1981) yang terdiri dari 9 item pertanyaan dengan skala likert 1-5.

  3. Kinerja Kerja

    Konstruk Kinerja Kerja adalah kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatan perencanaan audit, pelaksanaan audit dan evaluasi hasil audit serta tindak lanjut hasil audit. Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Kalbers dan Forgarty (1995) yang terdiri dari 7 item pertanyaan dengan skala likert 1-5.

  4. Kepuasan Kerja

    Konstruk Kepuasan Kerja adalah suatu sikap yang dimiliki secara umum oleh setiap orang atau individu terhadap pekerjaannya (Robbins, 1996). Sikap tersebut muncul akibat adanya persepsi masing-masing individu terhadap pekerjaannya. Untuk pengukur konstruk Kinerja Kerja digunakan instrumen The Minnesota Satisfaction Questionaires (MSQ) yang dikembangkan oleh Weiss et al (1967). Instrumen ini terdiri dari 8 item pertanyaan dengan skala likert 1-5.

Adapun indikator-indikator dari konstruk tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.


Sampel dari penelitian ini adalah auditor yang bekerja di BPKP dan telah bekerja minimal satu tahun serta berumur kurang dari 45 tahun. Jumlah responden yang mengembalikan kuesioner ada 170 orang dan tabulasi data dapat dilihat pada file AUDIT.xls (excel) di bawa ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar